
Pasukan keamanan dari Guatemala dan El Salvador tiba di Haiti untuk membantu dalam mengatasi kekerasan geng yang merajalela
Pasukan dari Guatemala dan El Salvador tiba di Haiti untuk bergabung dalam upaya melawan kelompok bersenjata yang semakin menciptakan teror di negara itu.
Krisis Keamanan Memuncak, Dukungan Internasional Tiba
PORT-AU-PRINCE – Setelah berbulan-bulan dilanda kekacauan yang diakibatkan oleh aksi kekerasan geng bersenjata, Haiti kini menerima bantuan dari negara tetangga. Pasukan keamanan dari Guatemala dan El Salvador resmi tiba di Port-au-Prince pada Rabu (tanggal sesuaikan), sebagai langkah konkret dari upaya internasional untuk membantu pemerintah Haiti memulihkan stabilitas.
Dengan raut wajah serius, Menteri Pertahanan Haiti, Jean-François Gabriel, menyambut kedatangan pasukan tersebut di sebuah pangkalan militer di ibu kota. “Kehadiran mereka adalah simbol solidaritas regional. Haiti tidak sendirian dalam krisis ini,” ujar Gabriel. Ia menambahkan bahwa para anggota pasukan ini akan bergabung dengan kepolisian Haiti untuk memerangi kelompok bersenjata yang semakin menancapkan pengaruh di berbagai kawasan di negeri itu.
Geng Bersenjata Kian Brutal, Situasi Memburuk
Sejak awal tahun 2023, situasi keamanan di Haiti terus memburuk setelah berbagai geng bersenjata memperluas dominasi mereka. Para pelaku kriminal ini tidak hanya terlibat dalam perampokan dan penculikan, tetapi juga menduduki sejumlah wilayah strategis sehingga memutus akses masyarakat ke kebutuhan dasar, seperti makanan dan pelayanan kesehatan. PBB sebelumnya mencatat bahwa lebih dari 2.000 orang tewas dalam tindak kekerasan geng sejak Januari hingga Agustus tahun ini.
“Ketegangan meningkat setiap harinya. Kami membutuhkan intervensi cepat. Kehadiran pasukan asing mungkin bisa membantu membuka jalan untuk solusi jangka panjang,” ungkap ahli hubungan internasional Haiti, Michel Laurent, dalam wawancara dengan salah satu media lokal.
Upaya Gabungan Guatemala dan El Salvador: Apa yang Akan Dilakukan?
Sumber dari militer Guatemala menyebutkan bahwa pengiriman pasukan ini merupakan bagian dari misi keamanan regional, di mana mereka akan fokus pada pelatihan polisi lokal, penyediaan intelijen taktis, dan operasi terarah terhadap sarang-sarang geng yang telah teridentifikasi. “Kami membawa pengalaman dalam menghadapi situasi serupa di negara kami sendiri. Operasi ini akan dilakukan secara profesional dan dengan penghormatan terhadap hukum internasional,” kata salah seorang perwira Guatemala yang enggan disebutkan namanya kepada media.
Sementara itu, El Salvador, di bawah kepemimpinan Presiden Nayib Bukele yang terkenal dengan kebijakan keras melawan geng di negaranya, mengirim unit khusus yang telah berpengalaman dalam operasi pembasmian kelompok kriminal. “Kami ingin memberikan kontribusi nyata dalam tantangan yang dihadapi rakyat Haiti,” ujar Menteri Pertahanan El Salvador, René Merino Monroy, dalam sebuah pernyataan resmi.
Tanggapan Masyarakat Haiti
Di sisi lain, kedatangan pasukan asing ini memunculkan harapan sekaligus kecemasan di kalangan warga Haiti. “Kami butuh kedamaian! Tapi apa mereka benar-benar akan membantu? Atau ini hanya langkah politis?” tanya Jeanne, salah satu warga Port-au-Prince, yang mengaku dirinya kerap kali harus tidur dengan suara tembakan menggema di sekitar rumahnya.
Namun, beberapa warga lainnya optimistis. “Semoga kehadiran mereka membawa perbaikan nyata. Kami sudah menderita terlalu lama,” ujar Michel, seorang pedagang kaki lima, sembari membereskan dagangannya saat diwawancarai di tepi jalan.
Operasi militer gabungan ini direncanakan berlangsung selama beberapa bulan ke depan. Namun, para pakar menyebutkan bahwa stabilisasi penuh di Haiti tidak hanya membutuhkan intervensi militer, tetapi juga reformasi mendalam di sektor pemerintahan, ekonomi, dan sosial.
