
Ketegangan meningkat di perbatasan Suriah dengan Lebanon setelah kepergian Presiden Bashar al-Assad banyak yang khawatir kekerasan akan merembet ke negara tetangga
Damaskus – Bandara Internasional Damaskus kembali bersiap untuk menyambut aktivitas penerbangan setelah sempat terhenti akibat berbagai konflik yang melanda wilayah Suriah. Pemerintah setempat mengumumkan langkah ini sebagai bagian dari upayanya untuk mengembalikan stabilitas di negara yang telah dihantam perang selama lebih dari satu dekade tersebut.
Bandara Strategis Kembali Dibuka
Tidak hanya menjadi gerbang utama untuk aktivitas penerbangan komersial, Bandara Internasional Damaskus juga memiliki peran penting dalam hubungan internasional Suriah. Bandara itu berhenti beroperasi beberapa waktu lalu menyusul serangan yang berdampak luas, menyebabkan kerusakan fasilitas dan kekhawatiran keamanan.
Namun kini, dengan semakin kuatnya kendali pemerintah atas wilayah strategis, pengumuman pembukaan kembali bandara disambut sebagai sinyal perkembangan stabilitas. Pejabat Kementerian Perhubungan Suriah menyebutkan bahwa bandara itu sudah siap menyambut penerbangan nasional maupun internasional.
“Bandara Internasional Damaskus merupakan aset vital bagi pemulihan sektor transportasi kami. Kami telah memastikan semua aspek keamanan dan infrastruktur berjalan sesuai standar,” ujar seorang pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya.
Langkah Menuju Normalisasi
Keputusan untuk mengoperasikan kembali bandara ini merupakan bagian dari serangkaian upaya pemerintah Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad. Pemerintah tampaknya berusaha memberikan pesan kepada dunia bahwa kehidupan di Suriah, terutama di ibu kotanya, secara bertahap mulai kembali normal.
Para analis melihat langkah ini sebagai pendekatan strategis untuk menarik kembali investor internasional dan memperbaiki citra negara tersebut di mata dunia. Meski demikian, tantangan besar masih membayangi, termasuk sanksi internasional yang belum dicabut sepenuhnya serta kondisi ekonomi yang masih rentan.
Seorang pengamat politik Timur Tengah, Mohamad Hassan, menilai bahwa pembukaan bandara ini merupakan momen simbolis yang penting. “Jika bandara bisa beroperasi dengan lancar, ini akan menjadi indikator bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada stabilitas keamanan, tetapi juga pemulihan ekonomi,” katanya kepada media lokal.
Sorotan pada Infrastruktur dan Keamanan
Meski bersemangat, warga Damaskus tetap khawatir soal keamanan di sekitar bandara. Beberapa kali, fasilitas ini menjadi target serangan udara, yang diduga dilakukan oleh pihak tertentu untuk melemahkan pergerakan pemerintah. Namun demikian, Kementerian Pertahanan Suriah bersikeras bahwa pengamanan telah diperkuat.
“Ini bukan hanya soal operasional bandara, tetapi juga perlindungan bagi penumpang dan maskapai yang berkomitmen menjalin kerjasama dengan kami. Kami telah menerapkan langkah yang ketat, termasuk peningkatan sistem radar dan pertahanan udara,” ujar juru bicara kementerian tersebut.
Tidak hanya itu, pemerintah juga bekerja sama dengan pihak swasta untuk membenahi fasilitas bandara, mulai dari landasan pacu hingga ruang tunggu. Proyek ini melibatkan ratusan tenaga kerja lokal dalam upaya mendongkrak ekonomi setempat.
Harapan Baru Bagi Rakyat
Bagi warga Suriah, berita pembukaan kembali Bandara Internasional Damaskus membawa harapan tersendiri. Fasilitas tersebut tidak hanya akan mempermudah perjalanan, tetapi juga membuka kembali peluang perdagangan dan kunjungan keluarga yang terpisah akibat konflik.
“Saya merindukan saudara saya yang tinggal di Eropa. Jika bandara dibuka, mungkin ini adalah kesempatan kami untuk bertemu lagi setelah bertahun-tahun terpisah,” kata Amal, seorang warga Damaskus, dengan nada penuh harap.
Meskipun jalan menuju stabilitas masih panjang, langkah ini menjadi angin segar bagi rakyat Suriah yang mendambakan kedamaian dan pemulihan setelah bertahun-tahun terjebak dalam konflik berkepanjangan.
