
Penyelidik berhasil mengunduh data dari kotak hitam pesawat Air India yang mengalami kecelakaan pada 12 Juni 2025
Kementerian Penerbangan Sipil India mengumumkan bahwa data dari perekam penerbangan atau kotak hitam pesawat Air India yang jatuh di Ahmedabad berhasil diunduh, menandai kemajuan penting dalam proses penyelidikan kecelakaan tragis yang terjadi dua pekan lalu.
Data Kotak Hitam Pesawat Air India Resmi Diakses
Ahmedabad – Tim penyelidik yang dipimpin oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) berhasil mengunduh data perekam suara kokpit dan data penerbangan dari kotak hitam pesawat Boeing 787 Dreamliner milik Air India yang jatuh pada 12 Juni 2025. Proses ini dilakukan pada Rabu (25/6), sekitar dua pekan pasca kecelakaan yang menewaskan 241 dari 242 penumpang dan awak pesawat.
Kotak hitam, yang terdiri dari Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR), ditemukan tersebar di puing-puing dan di atap gedung sekitar lokasi jatuhnya pesawat, yang melepas landas menuju London dari Ahmedabad. Pengunduhan data itu melibatkan kolaborasi internasional dengan asistensi dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB).
“Langkah ini sangat krusial untuk menyusun urutan kronologis peristiwa yang menyebabkan kecelakaan, sekaligus mengidentifikasi faktor-faktor penyebab untuk meningkatkan keselamatan penerbangan di masa depan,” demikian pernyataan resmi dari Kementerian Penerbangan Sipil India.
Jennifer Homendy, Ketua NTSB, berharap pemerintah India segera mengungkap temuan lengkap penyelidikan ini demi keselamatan umum. “Publik dan seluruh dunia menanti transparansi dan hasil investigasi yang dapat menjadi pelajaran penting bagi industri penerbangan,” ujarnya.
Peran Teknologi dan Spesifikasi Kotak Hitam
Kotak hitam Air India yang mengalami kecelakaan ini adalah produksi General Electric (GE) dan dipasang di bagian depan dan belakang pesawat. Kedua perekam ini merekam data yang serupa guna memberikan cadangan bila satu alat rusak. Perekam depan dilengkapi dengan sumber daya mandiri yang dapat bertahan sekitar 10 menit saat pasokan listrik utama hilang, sebuah fitur vital untuk memastikan data terekam hingga detik terakhir sebelum kecelakaan.
GE juga mengirimkan tim ahli mereka ke India untuk membantu proses pengunduhan data dan analisis awal. Hal ini sejalan dengan prosedur internasional yang menuntut keterbukaan dan kolaborasi dalam penyelidikan kecelakaan pesawat.
Tanggapan dan Kontroversi Mengenai Prosedur Pengunduhan Data
Meski data kotak hitam telah berhasil diakses, beberapa pakar keselamatan penerbangan menilai bahwa proses pengunduhan yang dilakukan dua pekan setelah kecelakaan terbilang lambat. Anthony Brickhouse, seorang pakar penerbangan dari AS, menyoroti bahwa dalam kecelakaan besar, penyelidik biasanya sudah melaporkan perkembangan status kotak hitam dan mulai mengunduh data lebih cepat.
Sejauh ini, India belum mengambil keputusan akhir apakah kotak hitam akan dianalisis lebih lanjut di dalam negeri atau dikirim ke Amerika Serikat. Namun, pemerintah India menegaskan semua tindakan sudah berjalan sesuai dengan hukum nasional dan kewajiban internasional.
Dengan ditemukannya data ini, harapan besar tertuju pada temuan yang mampu memberikan gambaran menyeluruh mengenai kondisi pesawat dan faktor penyebab kecelakaan, demi mencegah tragedi serupa kembali terjadi di masa depan.
