Kader PPP Jakarta Sindir Rommy Emangnya Gak Ada Kerjaan Selain Kasak Kusuk

Mantan Ketum PPP Rommarhumuziy alias Rommy bikin heboh kader partai dengan pernyataannya soal calon ketua umum Muktamar X April 2025

Mengalirnya isu yang menyeruak di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belakangan ini turut mengundang reaksi dari para kader di Jakarta. Iringan tanya lantang terhadap Muhammad Romahurmuziy atau yang akrab disapa Rommy tersebut bukan tanpa alasan, melainkan muncul dari kegelisahan atas dinamika internal yang dinilai kian meresahkan.

Teguran Keras dari Kader PPP Jakarta

Jakarta – Kader PPP di Jakarta tidak terima dengan kerapnya tindakan Rommy yang dinilai hanya menciptakan kegaduhan tanpa substansi. Kecaman ini dilontarkan oleh Ali Mutakin, salah satu kader PPP dari Jakarta. Ali menilai, sudah seharusnya mantan Ketua Umum PPP tersebut lebih berfokus pada upaya memperkuat partai ketimbang sibuk dengan manuver yang tidak jelas arah dan tujuannya.

“Bukannya memperkuat konsolidasi, yang ada malah Rommy terus menerus membuat kegaduhan. Emang nggak ada kerjaan ya kasak-kusuk terus?,” ujar Ali dengan nada tegas. Ali juga mengaku kecewa karena Rommy lebih banyak menghabiskan waktu dengan berkelit dari satu pertemuan ke pertemuan lain yang tidak jelas kontribusinya terhadap kestabilan partai.

Menurut Ali, seharusnya dengan pengalaman dan track record yang dimiliki Rommy, beliau bisa membawa angin segar dan membangun strategi-strategi politik yang matang untuk menghadapi kompetisi politik yang semakin ketat. Akan tetapi, apa yang ditunjukkan oleh Rommy justru kontraproduktif dan berpotensi mengikis kepercayaan kader serta simpatisan kepada partai.

Suara Lain dari Kader PPP

Tidak hanya Ali, kritik serupa juga datang dari beberapa kader partai lainnya yang merasa bahwa sudah saatnya PPP kembali ke jalur yang benar dengan kepemimpinan yang lebih koheren dan terarah. Kegelisahan ini diperparah dengan minimnya komunikasi antara Rommy dengan struktur partai di tingkat daerah, yang semakin memperlemah fondasi organisasi daerah yang seharusnya menjadi benteng utama dalam menyiapkan strategi elektoral.

Namun, ada pula yang berpendapat bahwa kritik yang dilancarkan oleh Ali dan kader lainnya terhadap Rommy perlu disertai dengan solusi konstruktif agar partai ini bisa bangkit dan menata kembali arah dan strategi politiknya. Hal ini menunjukkan bahwa di tengah turbulensi, masih ada harapan untuk pemulihan dan pembenahan.

Pada akhirnya, panggung politik PPP saat ini nampaknya menjadi arena introspeksi yang mendalam bagi seluruh anggotanya. Semua pihak tampaknya harus menunjukkan kebesaran hati untuk menerima kritik dan saran, serta membuka diri terhadap dialog internal yang mampu memulihkan keutuhan dan memajukan partai. Seluruh elemen PPP dituntut untuk secara kolektif merenungi dan mencari akar permasalahan untuk menyusun strategi yang lebih matang di masa yang akan datang.

Shares: