Mensos Gus Ipul jalan sehat bareng komunitas Tunanetra Indonesia di CFD seru banget nih
Menteri Sosial (Mensos) RI Syaifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, turut meramaikan kegiatan jalan sehat di area car free day (CFD) Jakarta, Minggu pagi (5/1). Kehadiran Gus Ipul dalam momen ini sekaligus menjadi rangkaian peringatan Hari Braille Sedunia yang setiap tahunnya dirayakan pada tanggal 4 Januari bersama komunitas tunanetra.
Jalan Sehat Bersama Komunitas Tunanetra
JAKARTA – Suasana Minggu pagi di kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, mendadak ramai dengan kehadiran Gus Ipul yang menyapa masyarakat serta anggota komunitas Rumah Aspirasi Tunanetra Indonesia. Tak hanya sekadar hadir, ia juga berjalan sehat bersama para tunanetra dan masyarakat umum yang menikmati CFD.
Arief Pribadi, Presiden Rumah Aspirasi Tunanetra Indonesia, juga turut mendampingi jalannya kegiatan tersebut. Dalam kesempatan ini, Gus Ipul terlihat akrab berinteraksi dengan komunitas tunanetra, membuka dialog, dan memberikan semangat langsung di lapangan.
“Kita harus selalu menghormati para penyandang disabilitas sebagaimana kita menghormati siapa pun. Ini adalah bagian dari penghargaan terhadap martabat setiap individu, tanpa kecuali,” tutur Gus Ipul, sambil menyampaikan apresiasinya kepada komunitas tunanetra yang hadir.
Perda dan Perlindungan Hak Disabilitas
Lebih lanjut, Mensos juga menyoroti langkah Pemprov DKI Jakarta yang akan menyerahkan Peraturan Daerah (Perda) terkait hak-hak disabilitas. Aturan tersebut bertujuan untuk memastikan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
“Pemerintah pusat maupun daerah harus hadir. Kita punya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 sebagai landasan hukum untuk menjamin hak-hak disabilitas. Banyak di antara mereka yang ternyata memiliki prestasi luar biasa,” ujar Gus Ipul. Ia menyebut undang-undang tersebut memberikan ruang bagi disabilitas untuk mendapatkan perlindungan yang lebih baik, khususnya di bidang sosial dan literasi.
Kemensos Produksi 60 Ribu Buku Braille
Tidak hanya bicara soal regulasi, Kementerian Sosial (Kemensos) juga bergerak nyata di bidang akses literasi. Sepanjang 2024, tercatat Kemensos telah memproduksi setidaknya 60.000 buku Braille yang didistribusikan untuk membantu penyandang tunanetra di berbagai wilayah Indonesia.
Buku berhuruf Braille ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan penyandang tunanetra dapat mengakses informasi dan ilmu pengetahuan. Sebagaimana diketahui, huruf Braille—yang ditemukan oleh Louis Braille—merupakan kode khusus berbentuk enam titik tonjolan yang bisa diraba oleh jari. Sistem ini telah menjadi cahaya baru bagi kaum tunanetra sejak diperkenalkan pertama kali.
Hari Braille Sedunia, yang pertama kali dicanangkan untuk menghormati Louis Braille, memiliki makna mendalam. Penemuan ini membuka pintu literasi bagi jutaan penyandang tunanetra di seluruh dunia, menghadirkan harapan bagi mereka untuk hidup lebih mandiri.
“Banyak tunanetra yang menunjukkan prestasi di berbagai bidang. Ini membuktikan bahwa mereka juga mampu bersaing dan berkarya. Hal seperti ini harus terus kita dukung,” tambah Gus Ipul, optimistis.